PENGERTIAN DAN PRINSIP PEMBERSIHAN BENIH

TUGAS PENGOLAHAN BENIH
PENGERTIAN DAN PRISIP PEMBERSIHAN BENIH SETA PRINSIP KERJA ALAT AIR SCREEN MACHINE (ASM)

OLEH
KELOMPOK 9
                                             AYUM MAHENDRI
DESI AFRIDA PUTRI
LISA KAMILASRI
SILVIA RAHMI
REVITA SARI
RAHMI HIDAYATI
ILHAMSYAH ALMAZAR

DOSEN          : Dr. Ir. NALWIDA ROZEN, MP

                                                                          







PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

PENGERTIAN DAN PRINSIP PEMBERSIHAN BENIH

A.    Pengertian Pembersihan Benih
Setelah benih dirontokan/diekstraksi dan dikeringkan, kualitas  benih dilihat dari segi kemurnian benih mengalami penurunan sehingga belum memadai untuk disertifikasi. Hal  tersebut  disebabkan benih masih tercampur dengan  benda asing-benda asing  yang berasal dari bagian buah  berupa bagian tanaman biji dari varietas lain, gulma dan benda asing lain yang terbawa pada waktu panen, perontokan benih yang rusak dan benih yang tidak sesuai dengan deskripsi pada proses pengeringan benih.
Campuran yang terdapat pada benih dapat berupa materi yang memiliki ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari benih. Oleh karena itu benih perlu dipisahkan/dibersihkan dari  benda asing tersebut.
Pembersihan benih adalah pembuangan sebagian besar benda seperti daun, cabang dan buah kosong. Pembersihan benih merupakan bagian dari kegiatan pemrosesan benih. Tujuan dari pemrosesan buah atau benih adalah untuk mendapatkan benih bersih, murni dengan kualitas fisiologis yang dapat disimpan dan mudah ditangani selama proses berlangsung seperti perlakuan awal, pengangkutan dan penyemaian. Pemrosesan benih atau buah meliputi beberapa prosedur penanganan benih dengan penerapan yang berbeda tergantung pada tipe buah dan benih, kondisi buah atau benih pada saat pengumpulan dan masa penyimpanannya.
Pembersihan awal dilakukan terutama untuk mengurangi berat/volume (bulk) selama pengangkutan dan penyimpanan. Jika pengurangan tidak dilakukan di lapangan, akan berkaitan dengan pemrosesan. Campuran yang sangat banyak akan menghambat efisiensi penggunaan peralatan prosesing menyebabkan volume yang diproses bertambah banyak. Pembersihan awal mungkin diperlukan untuk membuang benda – benda yang menghambat proses ekstraksi dan pembersihan yang efisien.



B.     Proses dan Prinsip Pembersihan Benih
Proses Pembersihan Benih
Proses pemisahan benda asing ini dilakukan secara bertahap. Tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah:
a). Precleaning
Setelah perontokan/ekstraksi dapat terjadi benih  tercampur dengan  benda asing yang relatif besar.  Dikhawatirkan benda asing tersebut dapat mengganggu kerja  mesin yang akan digunakan dalam proses selanjutnya, antara lain dapat menyumbat/menutup conveyor atau saringan. Oleh karena itu, pada tahap ini yang dipisahkan hanyalah  benda asing yang berukuran relatif lebih besar daripada ukuran benih. Proses ini biasanya disebut sebagai Scalping. Dengan demikian, apabila berdasarkan pengamatan tidak tampak adanya materi/benda asing yang relatif lebih besar, maka proses ini tidak perlu dilakukan.

b). Basic Cleaning
Mesin yang digunakan dalam  tahap ini secara  prinsip adalah sama dengan mesin yang digunakan dalam tahap precleaning,  akan tetapi saringan yang ada berukuran lebih halus. Pelaksanaan tahapan ini bertujuan untuk memisahkan materi yang masih tercampur dengan benih setelah proses precleaning.

c). Post Cleaning
Tahapan kegiatan ini dilakukan apabila setelah proses basic cleaning masih terdapat  benda asing  yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan benih, sehingga tidak dapat dipisahkan melalui tahapan kegiatan  basic cleaning. Dengan demikian diperlukan mesin yang dapat digunakan untuk memisahkan materi tersebut dari benih, misalnya pemisahan yang dilakukan berdasarkan warna, berat jenis benih serta ukuran secara lebih teliti. Proses ini biasa disebut sebagai proses separation and grading. Apabila benih selesai diproses hingga tahap ini, maka akan memiliki persentase kemurnian benih yang sangat tinggi dan hal ini hanya dilakukan pada kelas-kelas benih tertentu saja, misalnya kelas breeder seed, foundation seed,  dan stock seed atau kelas benih  exstantion seed pada varietas yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Prinsip Pembersihan Benih
Scalping adalah pembersihan benih dari kotoran-kotoran kasar dengan mesin pengayak
Hulling adalah pembersihan benih dengan menghilangkan bagian-bagian yang masih melengket
Shelling adalah pembersihan benih dari lendir-lendir kering, kulit ari atau rambut –rambut yang menempel pada bagian permukaan benih

C. Metode Pembersihan Benih
a). Screen cleaning
Dalam metode ini, pemisahan materi yang tercampur dengan benih dilakukan dengan menggunakan ayakan (screen) yang dibuat dari lempeng logam atau kawat dengan ukuran dan bentuk lubang yang berbeda-beda (bulat, lonjong, persegi empat, dan segi tiga) tergantung pada benih yang akan diproses.
Pada pemilihan ayakan yang akan digunakan, perlu diperhatikan ukuran dan bentuk lubang ayakan yang harus lebih kecil daripada ukuran benih yang akan dibersihkan. Dengan demikian,  benda asing  yang berukuran lebih kecil daripada benih akan dapat lolos ayakan, sedangkan benih akan tertinggal di ayakan.
Adapun ayakan yang digunakan dalam pemisahan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a)      Berdasarkan jenis benda asing
Berdasarkan  jenis  benda asing, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut  :
·         Metal (zinc, brass, stainless steel)
·         Wire mesh (gauze)
·         Wood, biasa digunakan untuk buah dan umbi. 
Sementara, untuk benih yang mudah rusak,  apabila digunakan ayakan dari metal atau wire mesh, harus dilapisi terlebih dahulu dengan karet untuk mencegah kerusakan benih.
b)      Berdasarkan bentuk 
Berdasarkan bentuk, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut  :
·         Datar
·         Lengkung
c)      Berdasarkan lubang 
Berdasarkan lubang, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut  :
·         Persegi (square)
·         Bulat (round)
·         Lonjong (oblong)
·         Segi Tiga (triangular)
Pada mesin  cleaning, ayakan yang digunakan adalah lebih dari satu dan bersusun, sehingga dapat digunakan untuk memisahkan berbagai macam bentuk dan ukuran benda asing yang tercampur benih
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam metode screen cleaning ini
adalah sebagai berikut:
·         Untuk mencegah keausan ayakan dan kerusakan benih akibat gesekan, selama proses ini berlangsung ayakan dilapisi terlebih dahulu dengan cat.
·         Pada saat mengayak, kecepatan gerakan/kecepatan ayakan perlu diatur. Apabila pengayakan dilakukan terlalu epat, maka dimungkinkan masih ada sebagian  bendaasing  yang belum terpisah. Namun sebaliknya, apabila waktu pengayakan terlalu lama, maka akan dapat menimbulkan  kerusakan pada benih. Demikian juga apabila grakan ayakan terlalu cepat, maka akan menimbulkan tenaga benturan yang besar sehingga dapat merusak benih (benih akan memar)
·         Selama proses pengayakan berlangsung, lubang ayakan tersumbat oleh  benda asing atau benih. Hal ini akan menurunkan keefektifan ayakan. Untuk mencegah hal tersebut, maka perlu adanya tambahan beberapa alat bantu, yang antara lain sebagai berikut :
-          Beater
Apabila  beater yang dipasang pada mesin dijalankan, maka akan memukul-mukul ayakan sehingga dapat melepaskan  benda asing atau benih yang menyumbat lubang ayakan.
-          Rubber Balls
Rubber Balls (bola karet) diletakan di bawah ayakan. Dengan demikian, pada saat mesin bekerja, bola-bola karet tersebut akan ikut bergetar dan membentur ayakan, sehingga dapat melepaskan benda asing atau benih yang menyumbat lubang ayakan.
-          Sikat (Brushes)
Sikat-sikat tersebut dipasang di bawah ayakan sedemikian rupa, sehingga dapat bergerak searah atau berlawanan arah dengan gerakan ayakan. Dengan demikian, sikat-sikat tersebut akan membersihkan ayakan dari  benda asing atau benih yang menyumbat lubang ayakan.

b).  Pembersihan benih dengan aliran udara
Metoda ini merupakan metode tradisional yang telah lama digunakan di Indonesia. Metoda ini dilakukan menggunakan nyiru  dengan hembusan udara (angin) untuk membuang benda asing yang relatif ringan. Di  samping itu  dapat dilakukan pula dengan cara menjatuhkan benih dari ketinggian tertentu di  tempat terbuka, sehingga pada waktu benih jatuh benda asing yang ringan akan terbawa oleh aliran angin.
Dari dasar pemikiran tersebut, maka kemudian diciptakan peralatan yang lebih praktis, antara lain sebagai berikut: 
·         Winnower machine
Winnower merupakan alat pembersih benih yang paling sederhana. Secara prinsip, alat ini bekerja dengan menggunakan aliran udara yang berasal dari blower, untuk memisahkan  benda asing-benda asing yang ringan/halus, misalnya potongan bagian tanaman atau debu yang halus. Sementara  benda asing yang relatif berat  tidak dapat dipisahkan dengan alat ini. Dengan demikian alat ini hanya dapat digunakan sampai pada tahapan  basic cleaning.
Meskipun demikian,  untuk benih kelas tertentu pembersihan benih dengan alat ini dipandang cukup memadai
·         Clipper (the air screen cleaner)
Untuk dapat memisahkan  benda asing yang relatif  berat dan tidak terbawa oleh udara, maka dibuatlah clipper.  Clipper merupakan suatu alat  pembersih benih yang telah dimodifikasi dan disebut air screen cleaner. Alat ini merupakan alat yang banyak digunakan untuk membersihkan benih dan dapat digunakan untuk semua jenis benih. Meskipun demikian apabila diperlukan benih dengan persyaratan tingkat kemurnian yang lebih tinggi, maka masih  diperlukan alat lain. Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan ukuran, bentuk, dan berat jenis benih.
Saringan yang digunakan pada alat ini terdiri atas satu set ayakan dengan bentuk lubang dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada bentuk dan ukuran materi yang tercampur serta bentuk benih yang akan dibersihkan. Sementara, aliran udara yang dialirkan hanya dapat membuang benda asing materi yang ringan.
Pada saat menggunakan  air screen cleaner  ini, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
-          Kecepatan aliran udara yang dialirkan kedalam alat.
-          Kombinasi, susunan, dan ukuran saringan yang digunakan.
-          Kecepatan gerakan saringan.

c). Alat pemisah benih berdasarkan panjang (cleaning by length separetion)
Benih yang dibersihkan dengan  air screen cleaner, sering kali masih tercampur dengan materi yang tidak diinginkan dan harus dipisahkan berdasarkan panjangnya.  Oleh karena itu, dapat digunakan alat antara lain yang berupa  clynder separator.
Cylinder separator ini terdiri atas 2 buah silinder yang terbuat dari bahan metal (logam), terdapat cekungan dengan ukuran tertentu. Adapun cekungan tersebut dinamakan cell atau identation, yang berfungsi untuk menangkap benda asing yang akan dipisahkan. Sementara, di sebelah dalam terdapat silinder setengah lingkaran, yang berfungsi untuk mengumpulkan benih atau benda asing. Dalam penggunaan alat ini, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
-          Benih berbentuk bulat (bundar)
Untuk memisahkan  benda asing yang tercampur dengan benih yang berbentuk bundar, maka ukuran  cell harus lebih kecil daripada ukuran benih. Dengan demikian, yang tertangkap dalam  cell hanyalah  benda asing atau
campuran yang akan dibuang (dipisahkan).  Sedangkan benih akan terkumpul dalam silinder yang terdapat ditengah.

-          Benih berbentuk lonjong (panjang)
Untuk memisahkan  benda asing yang tercampur dengan benih yang berbentuk panjang, maka ukuran cell harus sama atau lebih besar daripada ukuran benih yang akan dibersihkan. Dengan demikian, hanya benih saja yang terperangkap, sedangkan materi atau  benda asing akan jatuh dan terkumpul di silinder yang terdapat di tengah. 

d).  Alat pemisah benih  berdasarkan berat  jenis dan sifat permukaan
Pada waktu memproses benih, kadang-kadang didapati  benda asing yang memiliki  ukuran dan bentuk yang hampir sama dengan benih yang akan dipisahkan. Dengan demikian, untuk memisahkan  benda asing tersebut tidak dapat digunakan air screen cleaner  atau intended cylinder separator. Untuk memisahklan  benda asing tersebut, harus digunakan alat yang dapat memisahkan  benda asing berdasarkan berat jenis. Di samping itu, alat ini diharapkan juga dapat memisahkan benih dari beberapa  benda asing sebagai berikut
1)      Benih yang terserang hama 
Benih yang terserang hama, biasanya masih mempunyai ukuran yang sama dengan benih yang sehat. Namun karena endosperm/embrionya telah habis dimakan hama atau rusak, maka berat jenisnya menjadi lebih ringan.
2)      Benih yang terserang cendawan atau busuk
Benih yang terserang cendawan atau mengalami pembusukan, biasanya juga masih memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya berbeda
3)      Benih hampa
Benih yang hampa, meskipun memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya lebih rendah daripada benih yang bernas/padat berisi (plumbness)
4)      Partikel-partikel tanah
Partikelir-partikelir tanah, kadang-kadang memiliki ukuran yang sama dengan benih, namun umumnya memiliki berat jenis yang lebih besar daripada benih.
5)      Biji lain
Biji lain, sering kali juga dapat memiliki ukuran yang sama dengan benih yang akan dibersihkan. Meskipun demikian, jarang yang memiliki berat jenis yang sama. Adapun alat yang dapat digunakan untuk memisahkan benih dan benda asing berdasarkan berat jenisnya, antara lain adalah gravity separator. 
Alat ini terdiri atas lempeng yang berlubang-lubang dan dapat digerakan ( seperti gerakan mengayak). Kemudian, dari bagian bawah alat tersebut dialirkan udara dengan tekanan tertentu. Sebagai akibat dari kombinasi kedua gerakan tersebut, maka akan terjadi pemisahan  benda asing dari benih. Kombinasi kedua gerakan tersebut, akan mendorong benda asing yang mempunyai berat jenis lebih besar daripada benih, ke arah kanan. 
Di samping  gravity separator tersebut, sering kali juga digunakan beberapa macam alat lain yang dapat memisahkan benih ataupun benda asing sebagai berikut :
a.       Benih yang mempunyai permukaan tidak teratur/rata  dengan benih yang     halus.
b.      Benih dari potongan tangkai atau kulit benih.
c.       Benih yang telah mengalami perubahan warna dengan  yang belum.

Adapun beberapa macam alat yang dapat digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Spiral separator
Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan bentuk benih  kecepatan jatuhnya benih. Alat ini terdiri atas satu atau lebih lempengan logam yang berbentuk spiral pada sumbu yang vartikal. Jika benih dijatuhkan dari atas, maka benih yang berbentuk bulat akan meluncur ke bawah secara lebih cepat daripada benih atau  benda asing lain yang berbentuk pipih atau yang tidak beraturan. Benih akan meluncur di sekitar sumbu spiral, sehingga terpisah dari  benda asing lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecepatan  jatuhnya benih sehingga  dapat menimbulkan gaya sentripetal yang cukup besar, dengan demikian dapat memisahkan benih dari  benda asing yang tercampur. Alat ini biasa digunakan untuk memisahkan beberapa benih sebagai berikut:
?  Benih  kobis, dipisahkan antara yang tidak rusak dengan yang rusak
?  Benih  bayam  (spinach), dipisahkan dengan biji  gallium yang kasar
?  Benih  pea dan  soybean, dipisahkan antara yang tidak rusak dengan yang  rusak

b.      Belt garder/band grader/draper mill
Alat ini terdiri atas sabuk/belt dan  feeder tempat memasukan benih. Belt yang dibuat dari kanvas atau karet digerakan dan digetarkan dengan mesin fibrator. Adapun sudut kemiringan belt dapat diatur, sesuai dengan benih yang akan dibersihkan. Benih yang berbentuk bulat atau mempunyai permukaan halus dapat bergerak ke bawah/jatuh. Sedangkan  benda asing atau benih yang mempunyai permukaan kasar akan terbawa oleh belt ke atas. Alat ini biasa digunakan untuk membersihkan benih dari potongan-potongan cabang/cluster  dari benih beet dan benih bunga.

c.       Magnetic separator (magnetic drum)
Alat ini digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan permukaan kulit benih, atau untuk memisahkan benih yang memiliki kulit benih yang rusak, karena kerusakan mekanis atau terserang hama.
Alat ini terdiri atas drum yang bermagnet dan sebuah tabung yang berfungsi untuk menebarkan serbuk besi ke permukaan benih. Apabila kulit benih tidak mengalami kerusakan, maka tidak ada serbuk besi yang menempel pada permukaan benih. Sebaliknya, apabila kulit benih rusak/cacat, maka serbuk besi tersebut akan menempel pada permukaan kulit. Untuk memudahkan serbuk besi yang melekat pada permukaan benih, maka benih sering disemprot dengan cairan. Benih dengan serbuk besi yang banyak, akan melekat pada drum yang bermagnet, dan sebaliknya benih tanpa serbuk besi (tidak rusak) akan langsung jatuh ke tempat penampungan benih yang baik. Benih yang melekat di permukaan drum (merupakan benih yang rusak) dilepaskan dari permukaan drum dengan sikat, dan kemudian benih ini ditampung di tempat yang terpisah.
Adapun hal yang perlu diperhatikan pada waktu mengoperasikan alat ini adalah pengaturan rotasi dari drum agar benih berbentuk besi dapat melekat cukup lama pada drum sebelum dibersihkan dan ditampung dalam satu wadah. Alat ini selain berfungsi untuk memisahkan benih yang rusak dengan benih yang baik, dapat juga digunakan untuk memisahkan beberapa macam benih berikut:
?  Benih  stellaria (chick weed) dari biji  clover dan  lucerne (alfafa)
?  Benih cucusta (dodder) dari biji clover dan lucerne (alfafa)
?  Benih sinapsis (wild mustard) dari biji kobis
?  Colour separator
Benih yang telah mengalami proses deteriorasi akan berubah warnanya. Untuk meningkatkan mutu benih, maka benih yang telah berubah warna harus dipisahkan dari benih yang belum mengalami proses deteriorasi (belum berubah warna). Kedua macam benih tersebut memiliki ukuran, bentuk dan berat jenis yang relatif sama.   Untuk memisahkan ke dua benih
tersebut harus digunakan alat yang dapat memisahkan benih berdasarkan warna benih. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Colour Separator.
Colour  separator bekerja berdasarkan fotosel, yaitu berdasarkan perbedaan warna antara benih yang telah mengalami deteriorasi dengan benih standar (benih yang belum terdeteriorasi). Benih yang memiliki warna lain  selain warna tersebut (warna standar), maka alat ini akan menghembuskan udara yang menyebabkan benih yang berbeda warna akan terpental/tersisih dari benih yang memiliki warna yang sama dengan warna standar pada fotosel.

AIR SCREEN MACHINE (ASM) 
1.      Air Screen Cleaner 
Air Screen Cleaner pada intinya merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan benih dari kotoran-kotoran dan memisahkan benih yang tidak seragam serta memisahkan benih yang hampa. Proses pembersihan (cleaning) dapat diawali dengan pemisahan benih dari kotoran (sampah). Pembersihan ini dapat menggunakan ayakan (saringan atau screen) atau dengan mengunakan mesin pembersih benih dengan memakai system ayakan dan hembusan udara, Air Screen Cleaner (ASC). 
Setelah bersih dari kotoran, benih memasuki proses sortasi dan up-grading, yaitu memisahkan benih dari banih kecil, benih varietas lain, benih gulma, serta benih yang berviabilitas rendah (benih kecil, benih pecah dan tidak seragam). Jika dalam proses pembersihannya menggunakan mesin ASC, maka proses pembersihan, sortasi dan up-grading sudah sekaligus diselesaikan. 
Karena adanya mekanisme kombinasi antara ayakan atau saringan dan hembusan udara yang berfungsi untuk memisahkan antara benih-benih yang tidak seragam ukurannya dan benih hampa serta pemisah dari kotoran-kotoran.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzRgUmbOpl7QogcnGPLjC39sS7TM385RKTUGIOcA59T6UcItJY9ZCCRkLZa8zb-mDIr9xSG0JXu2YkV9wOnV_W28ukvW3RYGC45-yuj9_TDU9rP8GL8IqfIFotEUjJitT0iaMIiMa5P3A/s200/image001.gif
Gambar 2. Air Screen Cleaner

2.   Air Screen Cleaner Streamline 
Pada dasarnya fungsi dari Air Screen Cleaner Streamline ini sama dengan fungsi Air Screen Cleaner. Namun ukuran alat ini lebih kecil daripadaAir Screen Cleaner sehingga alat ini hanya digunakan untuk benih-benih yang berjumlah sedikit seperti benih hibrida. Alat ini mampu memprocessing  benih, dengan kapasitas processing benih 50 kg/ hari. Prinsip alat ini memisahkan benih dengan ukuranya. Antara benih yang berukuran besar, sedang, kecil dan benih-benih rusak serta kotoran benih yang berukuran lebih kecil dari benih lebih kecil akan dipisahkan dengan screen dan hembusan udara.
Sehingga hasil processing benih yang diharapkan dari alat ini adalah benih seragam yang berukuran sedang, tetapi dalam hal berat benihbelum dapat dikatakan seragam. Walaupun begitu benih yang telah di processing dengan alat ini tidak akan dilakukan processing kembali. Karena dibandingkangravity separator hasil pemisahan dengan alat ini lebih valid.

3.      Winnower machine
Winnower merupakan alat pembersih benih yang paling sederhana. Secara prinsip, alat ini bekerja dengan menggunakan aliran udara yang berasal dari blower, untuk memisahkan  benda asing-benda asing yang ringan/halus, misalnya potongan bagian tanaman atau debu yang halus. Sementara  benda asing yang relatif berat  tidak dapat dipisahkan dengan alat ini. Dengan demikian alat ini hanya dapat digunakan sampai pada tahapan  basic cleaning. Meskipun demikian,  untuk benih kelas tertentu pembersihan benih dengan alat ini dipandang cukup memadai

4.      Gravity Separator 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYEtvHT4qHsFA7KUhKgPN7WFHngdUyyjENVA_afK_6SsqhpGeOnbeWb6Q2rLBd05PpamRF_roCSxOdHEYZiyIpAcaaM21HBUR1T5Qo_DlINrYl83k4wVOCKuFvD4pnyauU7OL36SSNfw8/s200/image002.jpg
Gambar 3. Gravity Separator
Gravity separator merupakan alat processing benih yang digunakan untuk memisahkan antara benih dengan kotoran seperti kerikil, benih hampa, dan bagian tanaman yang ikut terbawa benih.
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memanfaatkan gaya gravitasi benih dan kotoran benih untuk memisahkannya. Batu kerikil yang memiliki berat yang lebih besar akan lebih dahulu terpisah. Kemudian selanjutnya adalah benih yang berukuran besar, karena secara teori benih yang berukuran besar akan memiliki berat yang lebih besar daripada benih yang memiliki ukuran yang normal. 
Setelah dipisahkan benih besarnya maka benih yang normal akan terpisah kemudian dilanjutkan benih yang berukuran kecil, benih yang hampa/rusak serta kotoran ringan lainnya. 
Sehingga hasil yang didapat dari alat gravity separator berupa kerikil, benih berukuran besar, benih berukuran normal, benih berukuran kecil dan benih hampa/ rusak serta kotoran benih.  

5.      Brusshing Machine 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6n__F1orRVHsFX1Xui29-3YZ4RVevxQUc-cSUabfzMHuzsVvVn0u5KmvW9D5w00Ndvpn3DcxnLJxrGLZe1DDJshfY9ToNBCW7Rv1Xg05gHL8Ucs6gdZlDyFsSKkovLNAAWfpJHScwJOs/s200/image003.jpg
Untuk benih-benih tertentu seperti benih tomat dan wortel. Namun, dalam penerapannya alat ini hanya digunakan untuk benih tomat. Karena untuk benih wortel jika ditanam di Indonesia kurang cocok, untuk itu PT. East West mengimpor benih wortel langsung di impor dari luar negeri. 
Prinsip kerja alat ini adalah menyikat bulu-bulu pada benih dengan menggunakan dua sikat dan dengan kecepatan pemutar mesin membuat bulu-bulu benih menjadi terpisah dari benih. 

6.      Disc Mill Machine
Disc mill machine merupakan alat untuk membuat tepung terigu. Namun, di PT East West digunakan untuk menghancurkan benih. Benih-benih yang tidak lulus seleksi misalnya benih yang berukuran besar, benih yang berukuran kecil dan benih hampa. 
Tujuan dari penghancuran benih yang tidak terpilih untuk mencegah agar benih-benih yang dimaksud tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sehingga benih yang berasal dari PT. East West merupakan benih yang bermutu baik.
Hasil dari penghancuran benih ini berupa tepung yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk organik.    

7.      Coating Machine
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeD0zOrX6SmnpUqS6Mok98h8VsKIrUgP-Jiuqw-BiEaMIk68H-rV-znAzydYGE28ye6hhk8HDHwuhlGY1JwG0eDLXDkJI68vQhTI1NNdtwO4g5nWPD-AdyfkV-7umnde4YW78bXIL0tHE/s200/image005.jpg
Gambar 6.Coating machine

Coating machine merupakan alat untuk melapisi kulit benih dengan fungisida. Tujuan dari pelapisan ini adalah untuk melindungi benih selama masa pra tanam dan masa tanam pada umur kecambah. Sehingga hasil yang diharapkan dari pelapisan kulit benih ini adalah memaksimalkan pertumbuhan benih serta menghindarkan benih dari serangan hama dan penyakit misalnya untuk mencegah benih mengalami rebah pada saat masa kecambah. Jika dibandingkan dengan benih yang tidak di coating akan terlihat pada kecambah benih yang dihasilkan. Benih yang telah dicoating akan memilki ukuran kecambah yang besar serta lebih kuat.
Benih yang di coating biasanya adalah benih yang mempunyai nilai jual yang tinggi dan mempunyai resiko terkena hama dan penyakit yang tinggi, misalnya pada benih cabe. 
Adapun fungsi lain dari alat ini adalah untuk menyeragamkan ukuran benih yang berbeda dan membuat tampilannya lebih menarik dengan warna yang diinginkan. 



DAFTAR PUSTAKA

Schmidt,Lars. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis Versi Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Kehutanan.
Wahyu, C.M. dan Asep Setiawan. 1995. Produksi benih. Bumi Aksara. Jakarta

Komentar

Postingan Populer