PENYIMPANAN BENIH

TUGAS PENGOLAHAN BENIH
PEYIMPANAN BENIH



Anggota Kelompok :
1.      Armina Mustika (1310211154)
2.      Novadli (1310211158)
3.      Morry Dela Solvianas (1310211161)
4.      Ayum Mahendri (1310211170)
Mata Kuliah                : Pengolahan Benih
Dosen Pengasuh          : Dr.Ir Yusniwati MP



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
BAB I
PEDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Biji tanaman hutan daerah tropis umumnya bersifat rekalsitran atau intermediate, sehingga apabila disimpan secara konvensional, viabilitasnya akan cepat menurun. Penyimpanan benih dalam nitrogen cair (kriopreservasi) merupakan suatu solusi untuk menyimpan benih rekalsitran dan intermediate. Benih dapat disimpan dalam bentuk biji utuh atau embrionya saja tergantung dari ukurannya. Beberapa jenis benih tanaman penghasil kayu seperti Swietenia macrophylla (mahoni) dan Tectona grandis (jati) telah berhasil dikriopreservasi dalam bentuk benih utuh dengan viabilitas masing-masing 63% dan 90% , sedangkan dalam bidang tanaman industri, Eira et.al. (1999) telah berhasil menyimpan benih kopi (Coffea arabica dan C. Racemosa). Benih rekalsitran seperti rambutan (Nephellium lappaceum) masih dapat berkecambah 88,33% setelah dibekukan pada suhu - 10º C. Biji orthodoks yang berkadar air 2-4% dapat disimpan pada kisaran suhu -15°C sampai -20°C , namun biji rekalsitran dari daerah tropis sensitif terhadap suhu rendah, bahkan cepat menurun viabilitasnya apabila disimpan pada suhu 10-15ºC
Benih yang akan disimpan di dalam nitrogen cair harus mencapai kadar air optimal sehingga selama dalam penyimpanan tidak mengalami kerusakan akibat suhu ultra dingin (chilling injury). Oleh karena itu banyak penelitian biji difokuskan untuk mencari kadar air yang optimal sebelum disimpan pada suhu rendah maupun pada nitrogen cair (- 196°C). Kriopreservasi termasuk kategori konservasi ex situ. Teknik penyimpanan ini dapat menghemat biaya tenaga kerja, bahan-bahan, dan fasilitas tanam karena waktu penyimpanan menjadi lebih lama Penyimpanan benih jangka panjang merupakan strategi konservasi yang penting untuk jenis-jenis yang langka dan terancam punah.
Benih bermutu varietas unggul merupakan salah satu sarana produksi yang menentukan produktivitas kedelai. Dalam penyediaan benih kedelai bermutu, industri benih memegang peranan penting. Kenyataannya, produsen benih nasional maupun penangkar lokal belum banyak berperan. Berbeda dengan komoditas padi dan jagung. Menurut Justice dan Bass (1994), ketersediaan benih yang bermutu tinggi merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha di bidang pertanian, termasuk dalam budidaya kedelai. Ketersediaan benih tepat waktu, tepat jumlah, tepat harga, tepat mutu, tepat lokasi dan tepat varietas masih menjadi kendala ditingkat petani, sehingga berakibat penggunaan benih bermutu masih sangat terbatas. Untuk memperoleh benih yang baik tidak terlepas dari suatu rangkaian kegiatan teknologi benih yaitu mulai dari produksi benih, pengolahan benih, pengujian benih, sertifikasi benih sampai penyimpanan benih.
Kemunduran benih dapat ditengarai secara biokimia dan fisiologi. Indikasi biokimia kemunduran benih dicirikan antara lain penurunan aktivitas enzim, penurunan cadangan makanan, meningkatnya nilai konduktivitas. Indikasi fisiologi kemunduran benih antara lain penurunan daya berkecambah dan vigor. Kebanyakan parameter biokimia yang digunakan untuk mengetahui viabilitas dan vigor benih kedelai adalah secara umum seperti diatas, sedangkan keberadaan makromolekul penyusun membran antara lain membran mitokondria dan enzim respirasi belum diteliti.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Macam-Macam Penyimpanan
Ø  berdasarkan Periode Penyimpanan.
Tidak ada kisaran pasti dalam periode penyimpanan, hal ini disebabkan karena periode penyimpanan sangat tergantung dari jenis tanaman dan tipe benih itu sendiri.
ü  penyimpanan Jangka Panjang
penyimpanan jangka panjang ini memiliki waktu simpan yang sangat lama, yaitu kisaran puluhan tahun(3-10 tahun).
ü  Penyimpanan Jangka Menengah
Penyimpanan jangka menengah ini memiiki kisaran waktu simpan yaitu hanya beberapa tahun (8- 24 bulan).
ü  Penyimpanan Jangka Pendek
Penyimpanan jangka pendek ini memiliki kisaran waktu simpan paling singkat, yaitu kurang dari satu tahun (1-9 bulan).
Ø  Berdsarkan Jenis Benih
ü  Benih Rekalsitran
Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan . penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaju atau serbuk arang dengan cara memasukkan benih kedalam serbuk arang atau serbuk gergaji tersebut.
ü  Benih Ortodoks
Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawaahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti karung, kain, toples kaca tau plastik, kaleng, dll. Setelah itu benih dapat disimpan pada suhu kamar atau pada temperatur rendah ‘cold storage” umumnya dilakukan pada suhu 2-5%.
Ø  Berdasarkan Wadah Penyimpanan
ü  Wadah kedap udara
Merupakan wadah yang digunakan dalam penyimpanan benih dan tidak memungkinkan lagi untuk terjadinya pertukaran udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya. Penyimpanan kedap udara selain berfungsi menghambat kegiatan biologis benih, juga berfungsi menekan pengaruh kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban, serta mengurangi tersedianya oksigen, kontaminasi hama, kutu, jamur, bakteri dan kotoran. Kadar air awal dan kemasan sangat berpengaruh dalam mempertahankan kadar air benih selama penyimpanan.
Keuntugan:
·         Fleksibel
·         Modal Rendah
·         Sebagian dapat secara mekanisasi
Kerugian :
·         Pelaksanaan Lambat
·         Banyak Benih Tercecer
·         Biaya Pelaksanaan tinggi
·         Kemungkinan Serangan Hama Besar

ü  Wadah Permeabel.
Merupakan wadah penyimpanan benih dimana masih memungkinkan untuk terjadinya pertukaran antara benih dan udara di linkungnnya. Contohnya yaitu karung goni, kantong kain, kain nilon, dll.
Keuntungan :
·         Seluruhnya dapat secara mekanisasi
·         Pelaksanaan Cepat
·         Sedikit Benih Tercecer
·         Biaya Pelaksanaan Kecil
·         Kemungkinan Serangan Hama Kecil
Kerugian  :
·         Tidak Fleksibel
·         Modal Besar

B.     Tujuan Penyimpanan benih
1.      Untuk menjamin pasokan(supply) bahan pangan untuk masa depan.
2.      Untuk menjamin ketahanan pangan.
3.      Persediaan bahan pangan dalam menghadapi paceklik.
4.      Menunjang kegiatan ekionomi.
5.      Persediaan benih.
6.      Persediaan logistik peperangan.
7.      Membantu memerangi kelaparan di daerah atau negara tertentu (diluar negara atau daerahnya).
8.      Sebagai senjata politik
9.      Musim buah dan Tanam tidak sama
10.  Mempertahankan Sumber Genetik
11.  Sebagai penyangga antara produksi dan permintaan

D.    Faktor Yang Mempengaruhi Viabilitas Benih Selama Penyimpanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan. Menurut Harrington (1972), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih semakin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami kemunduran tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih disimpan (Purwanti, 2004).



DAFTAR PUSTAKA
Lita Sutopo. 1998. ”Teknologi Benih”. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mugnisyah. W.Q. 1991. ”Strategi Teknologi Produksi Benih Kedelai untuk
Mengatasi Deraan Cuaca Lapang”. Makalah Penunjang Seminar Nasional
Teknologi Benih III. Univ. Padjadjaran Bandung. 10 p.
Setyastui Purwanti. 2004. “Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih
Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning”. Ilmu Pertanian 11(1) : 22 – 31.
Sukarman dan M. Rahardjo. 1994. “Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max
(L.) Merr) Selama Masa Simpan di Dataran Tinggi”. Risalah Hasil

Penelitian Tanaman Pangan 1 : 21 – 26. Balittan Bogor.

Komentar

Postingan Populer