Gunung Tandikek
Gunung Tandikat ini memiliki nama lain Tandikai dan Tandike. Dengan kawah
bernama A, B dan K. Secara geografis terletak pada 0˚25’57” LS,
100˚19’,01,69”BT dan secara administratif terletak pada Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Kota terdekat dengan gunung
ini adalah Kota Padang, Bukit Tinggi dan Padang Panjang. Gunung ini bertipe
strato volkano, dengan ketinggian 2.438 m dpl, dan berjarak 1, 7 km ke Kota
Padang. Pos pengamatan terletak di Desa Ganting, Kec.Sepuluh Koto, Kab. Tanah
Datar, Sumatera Barat, pada koordinat 00˚25’10,2”LS dan 100˚25’9,6” BT dengan
elevasi 1.247m dpl. Karakter letusan berdasarkan produk yang dihasilkan G.
Tandikat tidak ditemukan adanya endapan piroklastik jatuhan, hanya ditemukan
aliran piroklastik dan aliran lava. Data letusan yang tercatat hanya abu tipis
dan tampak kawah. Karakter letusannya cenderung bertipe strombolian dan aliran
lava yang terkadang menghasilkan pula aliran piroklastik.
Potensi penduduk terpapar pada KRB 3 sebanyak 273 jiwa yang terdiri dari
134 laki-laki dan 139 perempuan di 1 desa di Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten
Tanah Datar. Pada KRB 2 sebanyak 5.633 jiwa terpapar, terdiri dari 2.772
laki-laki dan 2.861 perempuan di 4 desa, di 3 kecamatan,di Kabupaten padang
Pariaman dan Tanah Datar. Sedangkan pada KRB 1 sebanyak 4.603 jiwa, terdiri
dari 2.251 laki-laki dan 2.352 perempuan di 13 desa, pada 7 kecamatan dan 3
kabupaten. Jadi total penduduk terpapar dari seluruh KRB akibat aliran awan
panas, lava atau lahar hujan adalah sebanyak 10.509 jiwa.
Pada KRB 3 terdapat 67 unit bangunan rumah berpotensi terpapar. Pada KRB 2
terdapat 1.459 unit rumah terpapar, dan di KRB 1 terdapat 1.124 unit rumah
terpapar, 1 unit fasilitas pendidikan dan 1 fasilitas kesehatan berpotensi
terpapar. Jadi total bangunan terpapar pada seluruh KRB akibat aliran awan
panas, lava atau lahar hujan adalah sebanyak 2.652 unit bangunan.
Untuk KRB 3 potensi lingkungan terpapar seluas 302 Ha yang didominasi oleh
hutan. Untuk KRB 2 seluas 5.681 Ha, terdiri dari hutan 4.151 Ha, dan semak
belukar 1.530 Ha. Sedangkan untuk KRB 1 seluas 2.015 Ha terdiri dari hutan 202
Ha, dan semak belukar 1.813 Ha. Jadi total luas lingkungan terpapar pada KRB
akibat aliran awan panas, lava atau lahar hujan adalah seluas 7.998 Ha. Sedangkan
luasan KRB akibat lontaran batu pijar dan hujan abu vulkanik dengan asumsi
menutup seluruh area KRB tersebut adalah seluas 19.186 Ha.
KETERANGAN
UMUM
|
||
Nama Lain
|
:
|
Tandikai,
Tandike.
|
Nama Kawah
|
:
|
A. B dan K
|
Lokasi
|
|
|
a.Geografi
|
:
|
0°25'57"
LS, 100°19'01,69" BT
|
b.Administrasi
|
:
|
Kabupaten
Padang Pariaman, Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.
|
Ketinggian
|
:
|
2438 m
dml, 1740 m dari Kota Padang
|
Tipe
Gunungapi
|
:
|
|
Kota
Terdekat
|
:
|
Padang,
Bukittinggi, Padang Panjang
|
Pos Pengamatan
|
:
|
Desa
Ganting, Kec.Sepuluh Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.
Koordinat 00° 25' 10,2" LS, dan 100° 25' 9,6" BT Elevasi: 1247mdpl |
PENDAHULUAN
Cara
Mencapai Puncak
Pendakian
dilakukan dari arah timur dari Kampung Ganting melalui Lalo, melalui jalan
setapak sampai ke Puncak, dengan waktu tempuh 6 jam (Hamidi 1970), juga dapat
dicapai dari sebelah barat laut dari kampung Malalak, kemudian tiba di Rimbo
Piatu dengan merintis jalan untuk sampai di Puncak (Kemerling 1919)
Inventarisasi
Sumberdaya Gunungapi
Hasil
erupsi G. Tandikat pada masa lampau banyak menghasilkan batuan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan bangunan, sebagai bahan material dasar untuk
pembangunan gedung, jalan raya dan lainya. Selain itu dengan dipeliharanya
hutan lindung di G. Tandikat, sumberdaya alam berupa tempat tersimpannya
cadangan air tanah, untuk irigasi, air minum di kota-kota dan lainnya. Juga
terdapat beberapa mata air panas sebagai sumber mineral untuk kesehatan.
Sumberdaya panas bumi di daerah ini belum diexplorasi, padahal sumberdaya
alam ini sangat murah dan sangat bermanfaat untuk keperluan energi listrik
dan industri.
WISATA
G.
Tandikat mempunyai pemandangan yang indah sebagaimana layaknya sebuah
gunungapi, dapat dijadikan objek tujuan wisata.Di sekitar G. Tandikat ini
terdapat perkebunan markisa, mata air panas, air terjun serta kawasan hutan
lindung dan banyak tempat tempat yang baik untuk dikunjungi sebagai tujuan
wisata.
SEJARAH
LETUSAN
Diketahui
telah terjadi dua kali letusan dalam sejarah yaitu letusan tahun 1889 dan
letusan 1914
Letusan
1889
Kegiatan
dari kawah B ini terjadi pada 19 Pebruari petang hari. Di atas puncaknya
tampak tiang asap tinggi dan nyala api, terasa getaran gempa bumi dan
terdengar suara letusan. Hujan abu jatuh di sekitarnya. Pada 20 Pebruari, di
malam hari memperlihatkan agak kuat, diselingi beberapa istirahat pendek dan
panjang. Sampai 17 April 1889 G. Tandikat masih mengeluarkan tiang asap,
kadang-kadang dengan hujan abu.. Pada 27 Maret 1889 juga G. Marapi kegiatanya
mulai meningkat. Pada 29 Maret 1889 abu yang jatuh di atas jalan kereta api
antara Padang Panjang - Bukittinggi dengan ketebalan sampai 1 cm. Kepulan
tiang asap terlihat lagi pada 3 dan 4 Desember 1889 yang pada pagi hari
kelihatan jelas dari Bukittinggi.
Letusan 1914
Pada 31
Mei kira-kira pukul 9 malam terjadi letusan. Material letusan berjatuhan di
sekitar puncak. Menurut Administratur Veen ( Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind.
1915, p. 188 ) terjadi leleran lava yang mengalir di bagian puncaknya saja.
Menurut Kemmmerling ( 1921, p.26 ), yang terjadi bukan leleran lava tetapi
lemparan bom gunungapi pijar.
Karaker
Letusan
Berdasarkan
produk yang dihasilkan G. Tandikat dari peta Geologi Gunungapi menurut
Zainuddin dkk, menunjukan bahwa hasil endapan G. Tandikat tidak ditemukan
adanya endapan piroklastik jatuhan, hanya ditemukan aliran piroklastik dan
aliran lava. Data letusan yang tercatat hanya abu tipis dan tampak di sekitar
kawah. Karakter letusannya cenderung bertipe strombolian dan aliran lava yang
terkadang menghasilkan pula aliran piroklastik.
|
Komentar
Posting Komentar